Senin, 08 Oktober 2012

Ilmu Tanpa Agama Pincang, Agama Tanpa Ilmu Buta



REVIEW BUKU
ILMU TANPA AGAMA PINCANG, AGAMA TANPA ILMU BUTA


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mandiri
Mata Kuliah : Keterpaduan Islam Dan Iptek
Dosen Pengampu :  Edy Chandra, S.Si., M.A








 



















Oleh

IDAH FARIDAH
59461268
Bio-D/VII

 

FAKULTAS TARBIYAH


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2 012
BAB I
LATAR BELAKANG

Alam, menurut nauralis religious seperti Goodenough menyimpan misteri tentang pertanyaan yang terjawab tentang alam, karena manusia adalah mahluk lemah yang tidak dapat memilih sesuatu yang uncontrollable itu, sesuatu ” misteri” ada aspek “ sakralitas” disana. Karena mereka menggap bahwa alam memeiliki sifat yang kerelijusan yang dapat di apresiasikan dalam kerangka dalam pandangan naturalistik.
Dalam kenatrulalistikan ini pemisahan antara tuhan dan alam. Dalam Charley hardwick bahwa alam mempuyai sebab-sebab natural. Karena alamlah yang bersifat rell dan selain alam sifatnya semu. Dengan demikian dalam pandangan ini, tidak ada infentarisai Tuhan dalam kehidupan manusiawi, tidak ada eksistensi pada kehidupan manusia.
Menurut pandangannya tuhan tidak ikut campur dengan kejadian manusia dan alam yang sedang terjadi, contohnya seperti tuhan tidak sedang gembira ketika panen berlimpah pada masyarakat miskin, dan tuhan tidak sedang sedih ketika terjadi musibah.disini manusia hanya menrima dan pasrah apa yang di putuskan tuhan olehnya. Seperti halnya fenomena gerhana sedang terjadi manusia hanya menerima den mensyukuri nikmat tuhan yang telah di berikan kepadanya.
Pada abad ke 12 aliran empirisme yang dibawakan oleh Roger Bacon dan Robert Grosseteste, dan populerdi tangan prancis Bacon melalui karyanya yang terkenal Novum Organum dan New Atlantis, di abad ini ilmiah sangat terkenal dan menghasilakn perubahan besar bagi kebudayaan eropa barat. Terjadilah pemisahan ilmu-ilmu alam yang berbasis metode ekperimental dengan filsafat alam yang berbasis metode ekperimental dengan alam yang berbasis rasional-spekulatif. Dan melahirkan pandangan atar disiplin ilmu pun semakin tinggi di bangun. Menurut Descrates melalui konsep Cogito Ergo Sum (saya berfikir, maka saya ada). Bahwa realitas kehidupan dalam dualisme ini dibagi menjadi dua yaitu:  alam fisikal dan alam budi yang terpisah. Menurutnya alam fisikal berada dalam wilayah hukum fisika, sementara akal dalam wilayah  lain yang berbeda. Menututnnya benda fisik ini tidak lain mengkait anatara benda dan ukuran yag bergerak sesuai hukum mekanik, yang memiliki masa dan menempati ruang. Dengan ini menyatakan bahwa alam fisika bersifat di ketahui dengan hokum geometri dan mutlak. Ia menjelaskan baha Tuhan menciptakan alam seperti “Pembuat Arloji” tak ada satupun pandangan holistik yang tersimpan di dalamnya.
Newton menjelaskan tentang teori gravitasi, menurutnya benda bergerak disebabkan tarikan gaya grafitasi. Besarnya gaya grafitasi dapat dihitung secara akurat termasuk kecepatan bendanya. Pola pikir Newton ini sangat menyakini berlakunya hukum sebab akibat. Disini terbukti bahwa Newton hanya mampu menjelaskan secara rasional tentang gerak benda dan menghitungnya secara kuantitatif. Ia berpendapat bahwa hokum tuhan telah hilang, ia berkata bahwa alam adalah mesin yang bergerak secara meekanik sesuai dengan hokum grafitasi tanpaa campur tangan kekuasaan tuhan.
Pada abad ke 20 melahirkan pandangan-pandangan yang dapat meruntuhakan apa yang sudah digambarkan oleh Newton, menutut Schrodinger ia merumuskan persamaan matematika gelombangnya yang mengenai keboleh jadian, bukan sebagai posisi (orbit) electron yang tetap dan pasti. Menurutnya orbit electron dalam model Boher adalah sebuah posisi dalam kebolehjadian yang tinggi. Dengan demikian electron tidak berputar dalam orbitnya. Dari hasil pengamatan heisenbreg pengukuran terhadap posisi di pengaruhi oleh subjektifitas atau alat ukur sehingga muncul ketidak pastian pengukuran yang konstan. Artinya materi tidak dapat di pastikan sifat dasarnya, teteapi berubah pada cara pandang ilmuan.
Pandangann islam tentang agama secara substansial antara ilmu agama dan ilmu empiris memang berbeda. Secara ontologism, objek kajian ilmu agama dalah risalah kenabian(ayat qauliyah), sedang ilmu empiris adalah manusia dan alam(ayat kauniyah). Secara epistimologi ilmu adalah metode tekstual, ilmu eksak adalh metode rasional-eksperimental. Hanya meyakini sumber ilmu itu satu baik qauliyah dan kauniyah semua datangnya dari Allah SWT . Ibnu  Rosyid menyatakan bahwa kesimpulan-kesimpulan akal budi murni dapat berbenturan dengan kebenaran wahyu. Kebenaran wahyu yang datangnya dri Allah SWT , bersifat mutlak dan dapat mengatasi kebenaran kognitif yang relatif. Sedangkan menurut Sayid Hasan Al Bana membagi sifat baik kebenaran ilmu dan kebenaran agama menjdai dua yaitu “qath’i” (kebenaran yang relijius), “zhanni” (ilmu yang meyakinkan). Ia berkata bahwa tidak ada kebenaran yang ganda, yang ada adalah kebenarana tunggal yang dialogi, bergantung pada sifat kebenarannya..
Menurut sardar konsep islam mengenai limu pengetahuan harus membentuk basisi terstuktur teoritis dan instusional. Ia berkata bhwa gagasan islam yang sesungguhnya mengenai tentang ilmu pengetahuan. Inilah perbedaan pokok antara gagasan barat mengenai ilmu pengetahuan  dan gagadan islam. Ilmu pengetahuan islam di kembangkan di atas paradigm dan ideology seperti:tauhid risalah, kholifah, ibadah, adl, istishlah, dan syariah. Dengan kata lain semua cabang ilmu pengetahuan dikembangkan atas daras metodologi dan etika islam sehingga tidak akan muncul pandangan dualism seperti pendidikan barat.
Hubungan dan pola-pola hubungan antara ilmu pengetahuan dan agama dalam sejarah. Menurut J.F Haught dalam Science and Religion: From Conflict to Converssation, pola konflik bukanlah satu-satunya bentukhubungan ilmu penegtahuan dan agama. Haught membagi empat hubungan ilmu pengetahuan dan agama, yaitu konflik, kontras, kontak dan konfirmasi.
Pendekatan konfik adalah suatu keyakinan bahwa ilmu pengetahuan dan agam tidak dapat dirujukan. Pendekatan kontras adalah suatu pernyataan bawha tidak ada pertentangan yang sungguh-sungguh antara ilmu dan  agama karena agama dan ilmu pengetahuan member tanggapan masalah yang sangat berbeda. Pendekatan kontak adalah suatu upaya dialog, interaksi dan kemungkinan adanya penyesuaian antara ilmu pengetahuan dan agama. Pendekatan konfirmasi adalah suatau perspektif yang lebih tenang tapi sangat penting. Perspektif ini menyorot cara-cara agama (pada tataran yang mendalam) mendukung, dan menghidupkan segala kegiatan ilmiyah.
Menurut Einstein pandangannya tentang agama dan ilmu pengetahuan sebagai berikut: ilmu menurutnya pemikiran metodik yang di arahkan pada pencairan hubungan-hubungan regulative dalam pengalaman-pengalaman sensual(yang berhubungan dengan alat indra). Ilmu menghasilakn pengetahuan dan secara tidak langsung merupakan peralatan kerja, kerja metodik yang tujuannya terbatas diatur lebih dulu. Sedangkan pengetahuan tujuan-tujuan dan pernyataan-pernyataan nilai melampaui domain kerjanya. Ilmu menjelaskan sebab akibat . senebtara definisi agama berhubungan dengan tujuan-tujuan dan evaluasi-evaluasi yang merupakan pondasi emosi, pikiran, dan tindakan manusia. Agama terkait dengan sikapmanusia terhadap alam dengan penetapan idealism kehidupan individu dan komunal dan hubungan timbale balik antar manusia.
Ilmu tanpa agama pincang, agama tanpa ilmu buta merupakan buku hasil terjemahan Dr. Mulyanto, yang mengungkap misteri tuhan dan keimanan eksistein. Edisi pertama, terbitan Dzikra, cetakan pertama, Oktober  tahun 2006. Buku ini terdiri dari 4 bab, dengan jumlah halaman 111 halaman, dilengkapi dengan daftar isi, kata pengantar dan pendahuluan.
Bab I berjudul “Pendahuluan” terletak pada halaman 3-35. Bab II berjudul “Pandangan terhadap Agama” terletak pada halaman 41-55. Bab III berjudul  “Agama dan ilmu Pengetahuan” terletak pada halaman 63-83. Bab IV berjudul “Pemikiran” terletak pada halaman 89-111.
Serangakaian Bab I sampai dengan Bab IV merupakan satu kesatuan yang terkait tentang mengungkap misteri tuhan dan keimanan eksitensi. Kata pengantar dalam buku yang berjudul Ilmu Tanpa Agama Pincang, Agama Tanpa Ilmu Buta.
Didalamnya juga menegaskan keadan umat manusia  menhgenai ilmu pengetahuan dan agama yang terus menerus menimbulkan konflik. Yang menjadi konflik nya dalah dongeng-dongeng dan tradisi kereligiusan ketika religious menimbulkan ide-ide religious berisi pertanyanaan-pertanyaan dogmatis mengenai subjek wilayah ilmu. Konflik-konflik dapat dihindar apa bila symbol-simbol tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi tujuan-tujuan religious. Sehubungan dengan itu buku Ilmu Tanpa Agama Pincang, Agama Tanpa Ilmu Buta berusaha mengemukakan satu gagasan-gassan ilmiah yang sebagaian terbuksi secara eksperimntal, sehingga menimbulakn kereligiusan. Berdasarkan pertimbangan hal tersebut maka menurut beliau rancangan buku Islamisasi Ilmu Pengetahuan harus dipublikasikan, dengan harapan mendapat perhatian serius dari para pemikir islam dalam rangka membangkitkan kembali semangat kerohanian menuju keridhaan Allah SWT.
Hubungan antara “ilmu pengetahuan dan “agama” kita pun tentunya ingin tau pandangan lebih jauh tentang hubungan tersebut. Pandangan Eisten mengenai agama dan tuhan bagi kaum beriman sangat aneh. Ia tidak beriman kepada tuhan sebagai mna kaum beriman pada umumnya. Eisten adalah seseorang agnostic yang menganggap tuhan seperti pembuat arloji, yakni mengagap tuhan sibuk pada saat penciptaan, setrlah itu menganggur karena arloji dapat bekerja secara sistem matis. Ia penganut agama kosmis yang tidak percaya pada tuhan yang sifatnya personal.
Banyak fakta ilmuan lain berpandangan seperti Eistn cukup membuat kita miris mereka tidak percaya dan ragu-ragu mengenai tuhan. Pada titik ini, kita perlu kritis terhadap pandangan para ilmuan termasuk einsten tentang agama dan tuhan , dapat menjerumuskan an merangkap para ilmuan menjadi ateis, paling tida menjadi seorang religious naturalis yang mengimani tuhan dan hari pembalasan.
Satu langkah penting mengenai eisten dan para ilmuan lainnya yang menggenai kerekigiusan naturalis secara proposional dan seimbang agar kita tidak terlalu terpesona dan melupakan objektifitas.
Kita harus menghargai kerja keras para ilmuan dan menghormati hasil karya-karyanyam, namun dalam aspek agama mereka terjadi simpang siur dan  berbeda pendapat, menghargai pendapat mereka tentng ilmu pengetahuan dan agama. Dalam ilmu pengethuan merek berhasil menghasilkan lmu pengetahuan yang sejahtera, namun pada titik keagamaan terdapat kerisauan dengan kegundahan mereka yakni pencarian yang tidak pernah selesai akan hakikat kebenaran.




























BAB II
POKOK-POKOK PENTING DALAM BUKU


Menurut Einsten keadilan adalah misteri yang dapat kita alami. Mereka yang mengetahuinya tidak akan heran, apalagi takjub. Dalam pengertian ini aku adalah orang yang sangat religious, aku tidak dapat memahami satu tuhan yang member pahala dan menghukum mahluk-mahluknya yang mempunyai kehendak dalam diri kita. Dugan-dugan ini perasaaan takut atau egoism yang rancu dan jiwa-jiwa yang lemah. Cukup bagiku misteri tentang kekealan hidup dan prasangka mengenai struktur kenyataan yang mengagumkan serta mengenai pemikiran tentang alam.
Pda tanggal 22 maret 1954 eisten menrima surat dari wartawan ia membahas tenatang tuhan yang bersifat rasional, isi suratnya saya percayya bahwa pendapat anda mengenai masyarakat kami cukup masuk akal, tentu saja apa yang and abaca mengenai keyakinan yang religious saya adalah kebohongan. Suatu kebohongan yang sistematis. Saya tidak percaya pada Tuhan yang bersifat personal. Eisten menjawab pertanyaan tersebut ia berkata bahwa ia tidak dapat mengerti mengenai tuhan  yang bersifat personal mengenai tindakan-tindakan manusia memberikan pertimbangan kepada mahluk-mahluk mengenai kreasi yang di milikinya. Kereligiusan kami dalah penghormatan sederhana terhadap semangat unggul yang tak terbatas mengungkap dirinya, denganpemahaman yang lemah dan fana kami memahami realita. Moralitas kepentingan tertinggi untuk kami, tidak untuk tuhan. Seorang yahudi pun bertanya tentang implikasi-implikasi religious dari teori relativitasi. Einsten menjawab tidak percaya bahwa ide dasar teori relativitas berbda dengan pengetahuan ilmiah yang kaitannya dengan kereligiusan. Hubungan timbal-balik secara objektif dan dapat dipahami melelui logika sederhana. Perasaan religious disebabkan pengalaman yang rasional, perasaan kagum skema luar biasa.
Makin banyak orang diilhami oleh keteraturan yang tertata dari semua peristiwa alam, semakin kokoh keyakinannya bahwa tidak ada ruang yang tersisa muncul karena sebab-sebab lain. Eisten adalah seorang yang religious, bahwa ia maempunyai keraguan kebesaran objek-objek dan tujuan-tujuan super-pribadi membutuhkan pondasi rasional. Ketika ia ditanya apa yang di maksud dengan itu, ia menjawab, alam menyembunyikan kerahasiaannya karena kehebatan penting yang dimilikinya, tetepi tidak dengan cara tipuan.
Pada abad 1954 Einsten menerima sebuah surat yang mengenai evolusionis. Ia mnejawab kesalah pahaman di sini adalah mengenai teksjerman. Menurutnya apayang saya liat di alam adalah suatu struktur yang tidak sempurna dan yang harus mengisi pikiran orang dengan”kerendahan hati’. Disisni perasaan religius yang tidak bernilai sistematis. Eisten memperoleh pertanyaan dari mahasiswa dari Universitas Rutger mengenai tujuan kehidup, ia menjawab tidak ada jawaban yang masuk akal karena di sini berbicara mengenai tujuan dan tindakan kita. Jika anda menanyakan tujuan masyarakat secara keseluruhan akan kehilangan makna. Karena tidak masuk akal keinginan seseorang terhubung dengan kejadian-kejadian. Menurut pendapat saya kepuasan mengenai keinginan dan kebutuhan  terdapat hubungan antara keselarasan dan keindahan di dalam hubungan manusia.
Saya tidak percaya pada kekekalan individu dan menganggap etika sebagai urusan manusia yang eksklusif tanpa otoritas, manusia super dibelakangnya. Disini ia mengatakan bahwa konsep mengenai jiwa tanpa badan adalah kosong dan tanpa makna.
Moral dan emosi ini saling berkaitan, kita digerakan dalam hubungan dengan sesame kita melalui perasaan-perasaan tertentu, misalnya simpati, kebanggan, kebencian, kasian dan sebagainya. Semua tindakan semacam itu akan berhenti jika kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri kita berhenti bergerak.
Pemikiran adalah faktor pengorganisasian di dalam diri manusia, sehingga menghasilkan tindakan-tindakan. Proses ini menghasilkan suatu bagian yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Tentu saja tidak ada keraguan pada proses ini sebagaimana seseorang dapat menjelaskan spiritualisasi emosi dan pikiran berupa kesenangan pada keindahan kteasi artistik dan alaur pemikiran logis.
Sebelum manusia matang dalam suatu sikap moral yang universal, rasa takut mereka memberika atribut terhadap mahluk-mahluk pribadi yang imajiner yang tidak terukur oleh fisik, dan mungkin manusia menyabutnya atau menakutinya. Mereka percaya bahwa keberadaan mahluk-mahluk itu mendominasi imajinasi mereka. Inilah tanda-tanda primitive mengenai tuhan. Ia bersemi dalam lading perasaan takut dan membentuk kepercayaan eksistensi mahluk-mahluk tersebut memiliki pengaruh kuat terhadap manusia, karena tidak mengherankan bahwa orang-orang menetapkan ide-ide moral menghubungkannya secra dekat dengan agama.dengan klaim-klaim moral tersebut menghasilkan budaya manusia menjadi monotisme.
Agama monoteisme memperoleh bermacam-macam format dari bermacam-macam orang dan kelompok, sehingga menghasilkan perbedaan yang mendasar. Dengan perbedaan itu agama sering sering menyebabkan permusuhan dan konflik walaupun mengkait manusia bersama-sama dengan ide mora universal kemudaian datanglah pertumbuhanilmu-ilmu alam dengan pengaruh besar pada pemikiran dan kehidupan praktis yang melemahkan keheningan agama terlebih pada zaman modern. Karena hubungan yang dekat antara tradisi dan moral, telah bersama-sama berates-ratus tahun yang Pelemahan agama membawa pada kelemahan yang serius terhadap sentiment dan pemikir moral.
Perhatikan dari sudut pandang posisi opres dan sekolah dengan metode kompetitifnya, yang didominasi oleh pemujaan yang efisiensi dan keberhasilan, bukan bukan nila-nilai kemanusaiaan dalam hubungannya dengan moral masyarakat.
Pada konsepsi ini menunjukan suatu persyaratan bahwa setiap individu harus mempunyai kesemapatan untuk mengembangkan anugrah-anugrah yang tersembunyi didalam dirinya. Dengan cara ini, incividu dapat memperoleh kepuasan dengan haknya dan dengan cara itu manusia dapat mengembangkan perkembangan yang terbesar.
Bagai para pemikir ilmiah yang tidak mem[unyai perasaan religious yang dimiliknya atau yang berbeda dengan perasaan agama yang naïf. Bagi mereka tuhan adalah suatu keberadaan yang memelihara harapan akan keuntungan dan menjauhkan diri dari hokum yang menakutkan.
Perasaan religious bagi mereka terbentuk suatu kekaguman membayangkan pesona keselarasan hokum alam yang mengungkap suatu kecerdasan mengenai keunggulan tertentu. Perasaan ini merupakan penuntun kehidupan dan karya manusia agar mereka mampu menjaga diri dari belenggu keinginan yang egois.
Tuhan yang melindungi, menempatkan, menghargai dan meghukum, tuhan menurut pandangan orang yang beriman mencintai dan menbelai kehidupan manusia dan bahkan kehidupan itu sendiri, penghibur dalam duka cita dan keinginan yang tak terpuaskan. Ia memelihara jiwa orang-orang yang mati, inilah konsepsi sosial dan moral tuhan.
Agama merupakan campuran yang berfariasi dari tipe dua agama, agama tingkat social lebih tinggi, agama moral lebih tinggi. Sedangkan agama tingkat social renah, agama ketakuatan menjadi warana kehidupan mereka. Yang berlaku umum pada semua tipe agama adalah karakter antropomorfis dari konsepsi mereka mengenai tuhan.
Perasaan religious kosmis merupakan motif paling mulia bagi riset ilmiah. Orang-orang yang terlibat tekstabilitas inilah yang mampu menyerap kekuatan emosi yang memancar dari karya ilmiah dari jarak jauh, karena kekuatan emosi tersebut dapat menembus realita kehidupan. Perasaan religious kosmislah yang member seseorang manusia kekuatan semacam itu.
Selama abad terahir dan abad sebelumnyatelah diyakini secar luas bahwa ada konflik antara pengetahuan dan kepercayaan. Tujuan yang mendasar dan penilaian-penilaian serta untuk mengatur kehidupan emosi individu, agama harus tampil dan memainkan fungsi penting dalam kehidupansosial manusia.
Tidak sulit untuk mencapai pengertian tentang ilmu. Ilmu adalah usaha abad kuno untuk membawa umat manusia kedalam kesempurnaan melaui pemikiran sitematis. Dalam pengertian ini agama adalah usaha umat manusia untuk menyadarkan mereka terhadap nilai-nilai dan tujuan-tujuan tersebutyang memperkuat dan mengembangkan pengaruhn ya secara konstan.
Konflik antara agama dan ilmu pada masa lampau bermuara pada suatu kesalahpahaman.walaupun posisi agama dan ilmu telah jelas diantara keduanya ada hunbungan dan ketergantungan timbale-balik yang kuat.  Agama yang menentukan tujuan karean agama telah belajar dari ilmu, agamapun tealah berkontribusai pada upaya pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Sedangkan ilmu hanya didapat pada orang-orang yang diilhami kebenaran dan pemahaman. Sumber permasalahan bersumber pad agama. Oleh karean itu, harus ada keimanan bahwa aturan-aturan yang brlaku untuk dunia eksistensi adalah rasionalitas, yaitu sesuatu yang dapat di pahami oleh akal. Seorang ilmuan mengungkap dengan jargon: ilmu tanpa agama pincang, agam tanpa ilmu buta.
Tujuan ilmu adalah untuk menempatkan aturan umum hubungan timbale-balik objek-objek dan peristiwa-peristiwa dalam waktu dan ruang. Tujuan agama adalh untuk membebaskan umat manusia dari perbudakan, permohonan egosentris, keinginan-keinginan, dan ketakutan-ketakutan, pemikiran ilmiah dapat membantu agama. Sementara itu tujuan ilmu untuk menemukan kembali hubungan dan ramalan atas fakta-fakta. Ilmu juga mencari hubungan yang mungkin dari unsure-unsur konseptual yang tidak saling tergantung.
Ilmu dan agama bener-bener terdapat sebuah kontradiksi yang tidak dapat di damaikan. Ilmu kita definisikan sebagai pemikiran metodik yang diarahkan pada pencarian hubungan regulative dalam pengalaman-pengalamn sensual. Ilmu menghasilkan pengetahuan, ilmu menjelaskan menjelaskan hubungan sebab-akibat dan dapat menjangkau simpulan penting, seperti kesusaian dan ketidak kesuaian dari tujuan serta evaluasi-evaluasi. Sedangkan agama terkait dengan sikap manusia pada alam dan penetapan idealism kehidupan individu dan komunal dan dengan hubungan timbale-balik antar manusia. Simbol yang menjadi penyebab terjadinya konflik antara agama dan ilmu ketika ide-ide religious berisi pertanyaan-pertanyaan dogmatis mengenasi subjek wilayah ilmu. Konflik-konflik dapat dihindar apa bila symbol-simbol tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi tujuan-tujuan religious.
Apabila kita memperhatikan kondisi kehidupan sebenarnya ras manusia yang beradab hari ini dari sudut pandang yang paling mendasar, akan mengalami kekecewaan yang mendalam dan menyakitkan karena pad ssaat agama secara bersahabat dengan cinta, baik menjelaskan antarindividu maupun kelompok, yang muncul dalam realita malah kondisi yang lebih menyerupai medan perang ketimbang sebuah orchestra. Orang-orang ini dalaha musuh agama yang  besar karena mereka menyakitkan, bhawa ajaran agama bersifat khayalan dan tidak sesuai dengan urusan-urusan manusia.
Interpretasi agama sebagaimna dikedepankan di sini menyareatkan suatu ketergantungan ilmu pada sikap religious, suatu hubungan yang dalam. Hasil hasil ilmiah tidak seluruhnhya bergantung pada pertimbangan religious  atau moral. Padahal alam semesta ini memiliki sesuatu yang sempurna  dan peka terhadap pengajaran rasional pengetahuan. Jika keyakinan ini belum meresap secara emosional dan jika para pencari tuhan belum terinspirasi oleh Amor Dei Intellextualis Spinoza, mereka dengan susah payah berhikmat tanpa kenal lelah untuk mencapai prestasi-prestasi terbesar mereka.
Setiap orang berada disini tidak secara suka rela dan diundang untuk suatu prsinggahan yang sebentar tanpa mengetahui alasnnya. Kita merasa bahwa manusia disini hidup untuk orang-orang yang mereka cintai dan untuk orang-orang yang nasibnya berhubungan dengan apa yang mereka miliki. Kata-kata Schopenhauer,” manusia dapat melakukan apa yang ia inginkan, tetapi ia tidak dapat menginginkan apa yang dia inginkan”,. Kesadaran akan kekurangan akan”kebebasan kehendak”memelihara saya dari berlalu berlebihan kepad diri sendiridan sesame.
Pengalaman yang paling indah dan paling dalam yang dimiliki seseorang manusia adlah perasaan misteri, yakni prinsip utama agama dan semua usaha yang sungguh-sungguhdalm seni dan ilmu. Ilmu dan agama terdapat hubungan yang sangat dekat dengan kedunya. Karena ilmu tanopa agama itu pincang dan ilmu tanpa agama buta, kedunya harus bekerja bergandengan tangan. Maksudnya, masing-masing mempunyai tempat, tetapi masing-masing harus diturunkan pada alamnya. Mari kita berasumsi mengenai orbit pergearakan matahari dalam orbit berputar mngelilingi planet-planet. Ilmu mengetahui hukum-hukum alam.  
Perasaan kereligiusan saya dilihami kesadaran dasar tentang ketidak cukupan pikiran manusaia untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang keselarasn alam semesta yang kita coba rumuskan sebagai “hukum-hukum alam”.




































BAB IV
PENUTUP

1.        Komentar
Pembahasan dalam buku ini cukup menarik, isinya mampu menarik pembaca kedalam rasa penasaran. Kemudian membuka cakrawala tentang pentingnya ilmu dan agama memberikan pengetahuan kepada pembaca, bahwa pentingnya ilmu pengetatahuan sealu berdampingan dengan agama. Semoga dengan membaca buku ini bisa memunculkan generasi baru ilmuan-ilmuan agama supaya tidak terjadi kealah pahaman lagi.

2.          Kelebihan
1.      Bahasa yang digunakan menarik.
2.      Isinya menarik bagi pembaca
3.      Menumbuhkan jiwa peduli akan agama dan ilmu penegtahuan

3.         Kekurangan
1.      bahasnya cukup tinggi
2.      Susunan kalimatnya sulit untuk dipahami.  
3.      Susunan pembahasan tidak teratur, sehingga membingungkan pembaca. 







Rabu, 05 September 2012

laporan praktikum amphibi

PRAKTIKUM ZOOLOGI
AMPHIBI

Katak dan kodok (Rana Sp dan Bufo Sp)

Dosen : Yuyun Maryuningsih, S.Si, M.Pd













Oleh :
Nama               : Idah Fridah
NIM                : 59461268
Kelas               : IPA – BIOLOGI D /III
Kelompok       : III ( tiga)
Asisten            : Abdul Majid
                         
                         





LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
CIREBON
2011
PRAKTIKUM II
KATAK DAN KODOK (Rana Sp dan Bufo Sp)
                                                                                             
       I.            TUJUAN
Untuk mengetahui Morfologi, Anatomi, dan Taksonomi dari Kodok (Bufo Sp) dan Katak (Rana Sp).

    II.            TEORI
Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru. Amphibia dapat dibagi menjadi 4 ordo:
Ø  Ordo Apoda,
Ø  Ordo Trachystomata,
Ø  Ordo Caudata.
Ø   Ordo Anura.
Mempunyai ciri-ciri:
·      Tubuh diselubungi kulit yang berlendir
·      Merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm)
·      Mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik
·      Mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang
·      Matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam
·       Pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidungnya mempunyai katup yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam
·       Berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal).
CAPUT (KEPALA)
Bentuk segitiga yang cembung pada bagian dorsal, pada kepala dapat di temukan organ:
-          Mulut    : pengambilan makanan dan bernafas
-          Mata      : menonjol keluar
-          Membran tympani (selaput pendengaran)
-          Saccus vocalis (kantung suara)
SISTEM PENCERNAAN
Organ penyusun saluran pencernaan makanan
·           Cavum oris (rongga mulut)
·           Pharink
·           Oesophagus
·           Gastrum
·           Hylorus
·           Usus besar.
SISTEM RESPIRASI
Sistem pernapasan larva dari rana bernafas dengan kulit dan insang, sedangkan hewan dewasa melalui kulit dan paru-paru, melalui gerakan otot-otot ventrak rahang bawah pengembalian organ dapat diatur melalui prose snares, sampai ke paru-paru melalui saluran lewat choane, lewat rongga mulut dan glottis dan mengeluarkan CO2 dan mengeluarkan uap air.
·      Pulmo merupakan dua buah kantung yang elastic sifatnya terletak dorsal dari gastrum dan hepar
·      Layank pulmo berhubungan dengan rongga mulut melelui suatu celah yang disebut glottis.

 III.            ALAT DAN BAHAN
III.1.  ALAT
·         Bak preparat
·         Pinset
·         Pisau beah atau cutter
·         Jarum pentul
·         Alat tulis
·         Penggaris dan kertas
111.2. BAHAN
·         Katak (Rana Sp )
·         Kodok (Bufo Sp )

 IV.            PROSEDUR KERJA
1.      menyiapkan semua peralatan yang akan digunakan.
2.      melakukan pembiusan pada hewan yang akan diamati.
3.      mengamati bagian-bagian morfologi tubuhnya, lakukan pengukuran panjang bagian-bagian tubuhnya dari bagian anterior sampai posterior, setelah diamati kemudian digambar.
4.      Kemudian melakukan pembedahan terhadap hewan tersebut. Amati bagian-bagian anatominya dan digambar.
5.      membuatlah laporan sementara setelah selesai pengamatan.
6.      Rapihkan dan bersihkan meja kerja setelah selesai melakukan pengamatan









    V.            HASIL PENGAMATAN
Katak (Rana Sp )





























Kodok (Bufo Sp )




















Ukuran tubuhkatak dan kodok
Katak
kodok
Panjang badan keseluruhan
9 Cm
13 cm
Lebar badan keseluruhan
1,5 Cm
2 cm
Panjang kepala
1 Cm
1,5 cm
Lebar kepala
0,5 Cm
1,5 Cm
Panjang kaki depan / belakang
1 / 4 Cm
2,5 / 9 Cm
Jumlah jari depan
4 Cm
4 Cm
Jumlah kaki belakang
5 Cm
5 Cm
Diameter mata
0,4 Cm
0,4 Cm

VI .  PEMBAHASAN
Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru.
Dari hasil pengamatan kelompok kami perlakuan pada Rana Sp dan Bufo Sp, ketika dimasukan kedalam air dingin menikmati atau diam, sedangkan pada air panas Rana Sp dan Bufo Sp akan meloncat (tidak menikmati), pada larutan HCl Rana Sp dan Bufo Sp akan diam (menikmati),  pada larutan NaCl Rana Sp dan Bufo Sp akan menikmati (diam).
Dari hasil pengamatan kami pada katak (Rana Sp) dan kodok (Bufo Sp) pada katak mempunyai panjang 9 cm dan lebar 1,5 cm. panjang kepala 1,5 cm, lebar kepala 0,5 cm, panjang kaki depan 1 cm, kaki belakang 4 cm, dan diameter mata 0,4 cm. Sedangkan pada kodok panjang seluruh tubuh 13 cm, lebar 2 cm, panjang kepala 1,5 cm, lebar kepala 1,5 cm, panjang kaki depan 2,5 cm, kaki belakang 9 cm dan diameter mata 0,5 cm.
Bagian dalam mulut Rana Sp dan Bufo Sp mempunyai lidah yang bercabang, terdapat lubang Glottis, Choane (langit langit), Plantum (gigi runcing), Oeshopagus (kerongkongan) dan Eustachius. Dan mempunyai Saccus vocalis (kantung suara)
Saat di bedah Rana Sp dan Bufo Sp mepunyai jantung (Cor), Hepar (jantung), Pulpo (paru-paru), Gastum (lambung), Intestium (usus halus), empedu, dan testis.
Habitat Rana Sp dan Bufo Sp hidup di dua tempat yaitu air dan darat. Pada Rana Sp dan Bufo Sp mempunyai membran Tympani (selaput pendengaran), palpebra sangat tipis.
Organ reproduksi pada Rana Sp dan Bufo Sp berbeda antara katak jantan dan katak betina. Pada katak jantan terdapat sepasang testis (bentuknya oval, warnanya keputih – putihan) terletak disebelah atas ginjal. Perkawinan dilakukan dengan cara katak jantan menempel di atas punggung katak betina, lalu keduanya menyemprotkan sel – sel gametnya ke luar tubuh.
Sistem pernapasan larva dari rana bernafas dengan kulit dan insang, sedangkan hewan dewasa melalui kulit dan paru-paru, melalui gerakan otot-otot ventrak rahang bawah pengembalian organ dapat diatur melalui prose snares, sampai ke paru-paru melalui saluran lewat choane, lewat rongga mulut dan glottis dan mengeluarkan CO2 dan mengeluarkan uap air.
Sistem saraf katak terdiri atas syaraf pusat dan syaraf tepi. Syaraf pusat terususun atas otak dan tali spinal, sedangkan saraf tepi tersusun atas saraf kranial, saraf spinal Otak dan tali spinal dibungkus oleh 2 membran yang tebal yaitu durameter yang berbatasan dengan tulang dan pipiamater yang batasan dengan jaringan saraf.
                  
Klasifikasi 
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Amphibia
Ordo                : Anura
Famili              : Bufonidae
Genus              Bufo
Spesies            : Bufo Sp.


Klasifikasi 
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Amphibia
Ordo                : Anura
Famili              : Ranidae
Genus              Rana
Spesies            : Rana Sp.
Penutup tubuh
kulit yang berlendir
Alat gerak
dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang.
Alat pernapasan
pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidung amfibi mempunyai katup yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam.
Habitat
air dan darat
Suhu tubuh
tidak tetap, berubah-ubah mengikuti suhu lingkungannya (berdarah dingin/poikiloterm)
Peredaran darahnya
tertutup
Alat penglihatan
Mata dan matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam
Berkembang biak
dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal)
Jantung
terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik

  VI.            KESIMPULAN
Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan.
Dari hasil pengamatan kelompok kami pada Rana Sp dan Bufo Sp struktur bagian dalam sama, yang membedakan katak dan kodok hanya terdapat pada bagian tubuhnya. Katak tubuhnya ramping, tubuhnya berlendir, terdapat selaput renang, sedangkan kodok tubuhnya besar dan tubuhnya kasar dan tidak memiliki selaput renang.
























DAFTAR PUSTAKA

Hartono, slamet Prawiro.1988. Biologi jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Kimball, John W.1983. Biology 3. Addision Wesley